Page 42 - index
P. 42

akan ada amplifikasi pelarian. Ketika orang membaca sekuel novel,
              elemen-elemen tertentu (karakter utama, tempat, dll.) dari satu novel
              ke novel berikutnya memengaruhi terciptanya dunia imajiner. Hal ini
              membuat membaca volume pertama (yang identik dengan membaca
              volume novel tunggal) adalah melelahkan dari sudut pandang imajinatif,
              namun membuat volume berikutnya lebih mudah diikuti sehingga
              mempermudah pelarian diri dan membenamkan diri ke dalam dunia
              paralel yang dibuat oleh pembaca dan pengarang.
                   Pembaca yang membaca sekuel novel, maka plot, karakter utama
              dan kayanya elemen-elemen khusus dengan hal-hal baru, tidak hanya
              membuat pembaca dapat melarikan diri (escape) tetapi juga membuat
              mereka semakin intensif menenggelamkan diri ke dalam bacaan.
                   Selanjutnya, apa yang muncul ialah imajinasi ikut menyebabkan
              membesarnya proses empati dan identifikasi, membuatnya lebih sering
              dan intens ketika serial diproses dan ikut serta menimbulkan kenikmatan
              terhadap serial, di mana ini adalah momen proses memiliki dampak pada
              tingkat apresiasi terhadap teks (Ross, 1999).
                   Dengan memperhatikan proses identifikasi itu sendiri, dua aspek
              yang menarik untuknya, muncul. Pertama, analisa-diri introspektif
              meringkaskan pembaca yang mengidentifikasi karakter tidak hanya
              karena  berbagi tujuan   saja, melainkan karena    adanya aspirasi
              motivasional, yaitu karakter mewakili tepat apa yang diinginkan
              pembaca. Oleh karenanya, pembaca tidak mengidentifikasi karakter
              yang mirip dengan pembaca dalam kehidupan nyata, melainkan
              dengan karakter di mana pembaca ingin mirip dengannya. Aspek kedua
              meringkaskan bagaimana tujuan proses identifikasi diperluas (lihat:
              Corna & Troilo, 2005).


              KETERSEDIAAN DAN AKSES PADA BAHAN BACAAN

                   Salah satu kunci keberhasilan dalam mengembangkan minat,
              ketertarikan, dan perilaku gemar membaca adalah faktor ketersediaan
              serta akses pada bahan bacaan. Dari penelitian yang dilakukan banyak
              peneliti telah diperoleh kesimpulan yang sama bahwa ketika bahan
              bacaan atau buku bacaan banyak tersedia untuk dibaca maka akan
              lebih banyak aktivitas membaca yang dilakukan (Morrow, 1983;
              Neuman, 1986, Greaney and Hegarty, 1987; McQuillan, 1998; Kim, 2003
              dalam Krashen, 2004: 57–58). Artinya ketika ketersediaan dan akses



              28                       Minat & Perilaku Gemar Membaca Masyarakat Kota Surabaya di Era Digital
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47