Page 40 - index
P. 40

Pertama, saat menjelaskan kontribusi yang dapat dibuat dengan
              membaca atas kehidupan mereka, tipikal respons pertama dari orang
              yang diwawancarai menyertakan kata ’eskapisme’. Respons semacam
              ini adalah sejalan dengan studi-studi terdahulu yang dilakukan oleh
              para kritikus respons pembaca seperti Rosenblatt (1991), dan mereka
              yang melakukan ’studi-studi penggunaan dan gratifikasi’ ke dalam
              fungsi membaca. Studi-studi tersebut memperlihatkan bahwa eskapisme
              adalah persepsi paling dasar di mana orang miliki tentang apa yang bisa
              didapat dari tindakan membaca.
                   Dalam kenyataannya memang telah diakui bahwa, tampak jelas
              bahwa mereka perlu lari dari pengalaman kehidupan sehari-hari, dan
              tekanan hidup di abad ke dua puluh satu. Ketika hal ini terjadi, deskripsi
              dari tekanan tersebut adalah berbeda, dan intensitas kebutuhan untuk
              melarikan diri terlihat bervariasi pula.
                   Kedua, salah satu motivasi yang sering dikutip untuk membaca
              adalah membaca menimbulkan rasa relaksasi dan terlepas dari tekanan
              hidup sehari-hari. Secara tipikal, tampak bahwa membaca secara
              sederhana adalah cara berelaksasi, terutama di tempat tidur ketika
              malam hari. Secara sama, semua orang memanfaatkan bentuk pelarian
              diri ini sebagai suatu metode untuk menimbulkan relaksasi ke dalam
              waktu senggang mereka, misalnya, beristirahat saat liburan. Dengan
              berbagai macam alasan, banyak orang mencari cara pelarian diri dari
              keadaan sekelilingnya.
                   Bagi  banyak  orang,  ketika  membaca,  yang  diperoleh  adalah
              semacam melarikan diri dari rasa bosan dan kemonotonan rutinitas
              sehari-hari yang mengitari kehidupan mereka. Oleh karena itu, ketika
              orang benar-benar menikmati membaca, yang dirasakan adalah orang
              lepas dari rutinitas kehidupan.
                   Bagi sementara orang, membaca adalah jauh lebih signifikan
              daripada  lari  dari  mood.  Mereka  menganggap  membaca   literatur
              imajinatif sebagai metode di mana mereka mampu lepas dari depresi.
              Ketika membaca, hal-hal yang menghambat serta mendepresi anda
              akan hilang (lihat: Usherwood & Toyne, 2002).
                   Ketiga, literatur tentang konsumsi hedonik sangat sedikit memberi
              perhatian pada pengalaman membaca. Banyak riset untuk topik ini
              dilakukan oleh para pakar psikologi yang sebelumnya telah tertarik
              dengan  proses  kognitif  dari  teks  literasi.  Tujuan  dari  makalah  ini
              adalah mengeksplorasi permainan peranan emosi dalam membaca fiksi.
              Bidang studi kami melihat pada genre literasi khusus, yakni sekuel.


              26                       Minat & Perilaku Gemar Membaca Masyarakat Kota Surabaya di Era Digital
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45