Page 41 - index
P. 41
Suatu analisa introspektif pernah dilakukan pada sampel yang telah
membaca tiga seri buku berbeda menunjukkan bahwa sekuel tersebut
memang dapat membentuk dunia emosional dari pembaca sekaligus
memberi kehidupan konsumsi dan pembelian yang berbeda (Corna &
Troilo, 2005).
Emosi yang terpicu karena membaca teks yang diberikan, bersama-
sama dengan proses kognitif, menentukan interpretasi pembaca terhadap
teks sekaligus tingkap apresiasinya. Ada dua fungsi dasar di mana emosi
bermain ketika membaca, yakni fungsi selektif yang menyebabkan
pembaca memberi perhatian khusus pada elemen-elemen tertentu dari
teks dengan tetap menghargai yang lainnya; dan fungsi substitutif yang
menggantikan proses kognitif, yang tak cukup untuk memahami atau
menginterpretasikan teks (Kneepkens & Zwaan, 1994 dalam Corna &
Troilo, 2005). Emosi dalam proses membaca adalah emosi-F dan emosi-A.
Emosi-F (emosi berdasarkan fiksi), meliputi keadaan emosional yang
asalnya dari diri pembaca sebagai reaksi terhadap plot, kejadian dan
karakternya. Sementara emosi-A (emosi berdasarkan artefak) adalah
komponen tekstual estetikal yang mengarahkan pembaca ke salah satu
cara atau cara lainnya (lihat: Corna & Troilo, 2005).
Empati pembaca selanjutnya terlihat dari proses empati dan
identifikasi yang terjadi. Proses inilah yang merupakan hal yang
terpenting karena dalam proses ini kemudian orang dapat menentukan
apresiasi atas karya yang dibaca. Yang terjadi selanjutnya adalah
pembaca mengidentifikasi dirinya dengan suatu karakter atau berempati
dengannya, dengan disertai emosi dan sensasinya.
Banyak studi memperlihatkan peranan yang dimainkan oleh
fantasi dan imajinasi ketika proses membaca (Corna & Troilo, 2005).
Orang dapat mengatakan bahwa selama proses membaca, dimensi ini
memainkan peranan relevan karena membentuk sebagian besar dari
proses membaca. Lebih jauh lagi, pemikiran, emosi dan sensasi yang
timbul karena membaca terlihat sangat erat kaitannya dengan tingkat
keterlibatan pembaca dan retensi terhadap dunia imajiner cerita. Dunia
imajiner dari fiksi naratif juga membuat pembaca mencari salah satu
keinginan atau tujuan di mana ia berusaha memenuhinya selama proses
membaca, yaitu evasi atau melarikan diri dari realitas sehari-hari
dengan masuk ke dunia ciptaan baru.
Proses penciptaan dunia imajiner menjadi semakin berlangsung
terus menerus, ketika seseorang membaca bacaan sekuel (berseri
atau berjilid). Dengan diawali membaca seri kedua, maka selanjutnya
KERANGKA KONSEPTUAL 27

