Page 114 - index
P. 114

seorang pustakawan seyogianya mengetahui jenis bacaan dan genre
              bacaan apa yang akan ditambah koleksinya tergantung pada siapa user
              yang menjadi target sasarannya.
              Kedua, satu hal yang mesti disadari agar masyarakat termotivasi
              untuk menyukai, memiliki bacaan dan kemudian gemar membaca,
              maka faktor pendorong utama adalah rasa senang. Apa yang disenangi
              seseorang biasanya akan dilakukan dengan baik. Pada umumnya, rasa
              senang akan berkurang, atau bahkan dapat hilang, kalau ada paksaan.
              Oleh sebab itu, dalam menumbuhkan perilaku gemar membaca,
              unsur paksaan ini harus dihilangkan atau setidaknya diminimalkan.
              Dalam hubungan ini, sikap persuasif dan kooperatif adalah cara dan
              pendekatan   yang terbaik untuk dikembangkan. Siapa pun      warga
              masyarakat hendaknya diberi kebebasan memilih buku bacaannya
              sendiri dan biarkan mereka berkembang dengan imajinasinya sendiri,
              karena berbagai studi telah membuktikan bahwa meningkatnya
              aktivitas membaca untuk kesenangan (reading for pleasure), ternyata
              justru berkolerasi positif dengan meningkatnya kemampuan literasi
              dan prestasi akademik siswa. Sekadar contoh, sebuah perpustakaan
              sekolah dan seorang pustakawan yang berkeinginan untuk merangsang
              tumbuhnya minat membaca siswa, misalnya, maka selain          harus
              menyediakan berbagai jenis kepustakaan di bidang akademik yang
              lengkap dan up to date, yang tak kalah penting adalah di sana juga
              harus disediakan berbagai jenis bacaan non-akademik yang populer
              dengan tujuan untuk memancing tumbuhnya semangat belajar dan
              peluang siswa meraih prestasi akademik yang lebih baik.
              Ketiga, khusus bagi anak-anak dan remaja, yang penting adalah
              bagaimana meyakinkan mereka bahwa membaca bukanlah kegiatan
              yang  membebani, sebaliknya membaca adalah          kegiatan   yang
              menyenangkan karena ada sejumlah “nilai lebih” yang dapat dipetik
              dari kegiatan membaca itu. Dalam konteks ini, para orang tua,
              pustakawan, dan pendidik perlu memahami apa yang disebut oleh
              Adorno sebagai ersatz —yakni “nilai pakai kedua” dari sebuah produk
              yang ditawarkan. Semua anak-anak dan remaja niscaya sudah seringkali
              mendengar bahwa dengan membaca wawasan mereka bakal bertambah.
              Tetapi, barangkali tidak semua siswa paham bahwa di balik aktivitas
              membaca yang kelihatannya melelahkan dan jauh lebih tidak menarik
              bila dibandingkan menonton televisi itu, ternyata memiliki nilai plus
              yang lain, yakni menghibur, menaikkan status sosial anak, menjadi


              100                      Minat & Perilaku Gemar Membaca Masyarakat Kota Surabaya di Era Digital
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119