Page 105 - index
P. 105
Bab
IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Membaca sesungguhnya adalah fondasi dari proses belajar dan
modal untuk mengembangkan kemampuan literasi masyarakat. Di Kota
Surabaya, ketika masyarakatnya tumbuh menjadi masyarakat yang
gemar membaca (reading society), niscaya akan melahirkan masyarakat
belajar (learning society), karena perilaku gemar serta budaya membaca
adalah kunci untuk membangun masyarakat ilmu pengetahuan
(knowledge society) yang berbasis pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia (lihat Tilaar, 1999: 382). Hasil kajian dan publikasi UNDP
tentang Human Development Report dari tahun ke tahun dapat kita lihat
senantiasa menempatkan Indonesia dalam peringkat di atas angka 100,
di bawah Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Brunai Darusalam (lihat:
Jalal & Sardjunani, 2005). Untuk meningkatkan peringkat Indonesia
termasuk Kota Surabaya di bidang pembangunan kualitas manusia
dalam Human Development Report, salah satu langkah taktis yang
dibutuhkan adalah bagaimana meningkatkan minat masyarakat untuk
membaca, yang notabene merupakan langkah awal untuk meningkatkan
kemampuan literasi masyarakat yang benar-benar berkualitas dan
memiliki sumber daya manusia yang handal.
Pelajaran terpenting yang dapat diambil dari studi yang telah
dilakukan adalah mustahil kita dapat menumbuhkan minat dan perilaku
gemar membaca masyarakat, serta meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, jika cara dan strategi yang dikembangkan memperlakukan
masyarakat serba homogen dan lebih banyak bersifat instruktif (apalagi
bersifat punitif atau menghukum), dan menempatkan anjuran gemar
membaca semata-mata sebagai bagian dari kewajiban seseorang untuk
belajar dan mengembangkan prestasi akademik di sekolah. Membaca,
seharusnya adalah bagian dari aktivitas dan refleksi dari gaya hidup dan
aktivitas yang menyenangkan, sehingga untuk menumbuhkembangkan
minat dan perilaku gemar membaca masyarakat, maka langkah awal
91

